Wayang klitik, salah satu warisan budaya Indonesia yang sarat makna, memiliki sejarah panjang yang jarang diketahui masyarakat luas. Banyak yang tahu tentang wayang kulit dan wayang golek, tapi sedikit yang mengenal lebih dalam tentang wayang klitik. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara menyeluruh mengenai siapa pencipta pertama wayang klitik, latar belakang kemunculannya, serta bagaimana seni pertunjukan ini bertahan dan berkembang dari masa ke masa.
Apa Itu Wayang Klitik?
Wayang klitik adalah bentuk seni pertunjukan tradisional Jawa yang menggunakan boneka datar dari kayu. Biasanya dimainkan dalam pertunjukan dengan layar putih dan diterangi lampu, mirip dengan pertunjukan wayang kulit.
Ciri Khas Wayang Klitik
-
Terbuat dari kayu tipis (klitik) yang dipahat dan dilukis.
-
Karakter bersifat dua dimensi, seperti wayang kulit, tapi tidak tembus cahaya.
-
Disuarakan oleh dalang dengan iringan gamelan.
-
Cerita diambil dari kisah Panji, bukan Mahabharata atau Ramayana.
Asal Usul Wayang Klitik
Kapan Wayang Klitik Muncul?
Wayang klitik diperkirakan muncul pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Jawa Timur, sekitar abad ke-12 hingga ke-14. Kemunculannya terjadi sebagai bentuk adaptasi dari wayang kulit yang lebih tua.
Mengapa Dinamakan “Klitik”?
Nama “klitik” berasal dari suara yang dihasilkan ketika kayu dipukul atau digesekkan. Hal ini merujuk pada bunyi khas yang muncul saat pertunjukan berlangsung, baik dari alat musik maupun dari boneka kayu yang saling berbenturan.
Siapakah yang Pertama Kali Membuat Wayang Klitik?
Pencipta Awal yang Tidak Tertulis
Seperti banyak seni tradisional lainnya, pencipta pertama wayang klitik tidak tercatat secara pasti dalam sejarah. Namun, para ahli sejarah budaya menyebut bahwa wayang klitik mulai dikembangkan oleh para seniman di lingkungan keraton Jawa, khususnya di wilayah Kediri dan Jenggala.
Kemungkinan Tokoh Pencipta
Beberapa sumber menyebut nama-nama seperti Empu Panuluh atau Empu Sedah, dua pujangga besar pada masa Raja Jayabaya, sebagai tokoh yang berjasa dalam menyusun narasi Panji yang menjadi dasar cerita wayang klitik.
Peran Kerajaan dalam Perkembangannya
-
Keraton Kediri dan Jenggala menjadi pusat kreativitas.
-
Dukun dan seniman istana mengembangkan bentuk pertunjukan yang mendidik dan menghibur rakyat.
-
Wayang klitik digunakan sebagai media dakwah dan penyebaran nilai moral.
Perbedaan Wayang Klitik dengan Wayang Lainnya
Jenis Wayang | Bahan Dasar | Cerita | Ciri Khas |
---|---|---|---|
Wayang Kulit | Kulit Kerbau | Mahabharata/Ramayana | Tembus cahaya, dimainkan di balik layar |
Wayang Golek | Kayu (3D) | Cerita Islam/Sunda | Boneka tiga dimensi |
Wayang Klitik | Kayu tipis | Kisah Panji | Dua dimensi, tidak tembus cahaya |