Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Saat harga-harga barang dan jasa turun secara umum dan terus-menerus dalam kurun waktu tertentu, kita menyebutnya deflasi. Tapi jangan buru-buru senang dulu, karena ini bisa jadi alarm bahwa ekonomi sedang tidak baik-baik saja.
Kenapa bisa terjadi?
-
Turunnya permintaan barang dan jasa
-
Konsumen menunda pembelian
-
Produksi melebihi permintaan
-
Kebijakan moneter yang ketat
Deflasi adalah tanda bahwa roda ekonomi tidak berputar sebagaimana mestinya. Itu bisa menjadi awal dari resesi jika tidak ditangani.
Data Terbaru: BPS Catat RI Alami Deflasi
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,03% pada Mei 2025. Ini menjadi perhatian serius karena terjadi di tengah target pemulihan ekonomi pascapandemi.
Kategori yang paling banyak menyumbang deflasi antara lain:
-
Transportasi
-
Makanan, minuman, dan tembakau
-
Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan
Kondisi ini mencerminkan lemahnya permintaan masyarakat terhadap kebutuhan dasar maupun sekunder.
Apakah Deflasi Itu Buruk Bagi Ekonomi?
Singkatnya, iya. Deflasi bukan cuma soal harga turun. Ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak percaya diri untuk membelanjakan uangnya. Ketika konsumsi turun, produksi ikut melambat, pengusaha merugi, dan ujung-ujungnya banyak yang kehilangan pekerjaan.
Perbedaan Deflasi dan Inflasi
Aspek | Inflasi | Deflasi |
---|---|---|
Harga barang | Naik | Turun |
Daya beli uang | Melemah | Menguat (sementara) |
Dampak jangka panjang | Bisa terkendali | Bisa menimbulkan resesi |
Reaksi pasar | Konsumsi meningkat | Konsumsi menurun |
Kalau inflasi masih bisa diatasi dengan pengendalian harga, deflasi jauh lebih rumit karena menyangkut psikologi masyarakat dalam berbelanja.
Sektor yang Terkena Dampak Langsung
Beberapa sektor yang paling terpukul akibat deflasi antara lain:
-
Ritel – Penurunan belanja konsumen
-
Manufaktur – Produksi melambat
-
Transportasi – Penurunan mobilitas
-
Perhotelan & Pariwisata – Sepi pengunjung
-
Properti – Orang menahan diri beli rumah
Bagaimana Deflasi Mempengaruhi Daya Beli?
Awalnya, deflasi terlihat seperti keuntungan karena harga barang turun. Tapi dalam jangka panjang, masyarakat enggan belanja karena berharap harga terus turun. Akibatnya, daya beli stagnan bahkan menurun.
Kondisi Konsumen di Tengah Deflasi
Konsumen kini lebih selektif. Mereka:
-
Menunda belanja besar
-
Memilih produk diskon
-
Lebih hemat dalam pengeluaran
Akibatnya, ekonomi terjebak dalam siklus lesu yang sulit diputus.
Dampak pada Dunia Usaha dan Industri
Bagi pengusaha, deflasi ibarat mimpi buruk. Mereka menghadapi:
-
Penurunan omset
-
Margin keuntungan mengecil
-
Terpaksa merumahkan karyawan
-
Sulit mendapatkan pinjaman bank
Apa yang Dikatakan Para Ekonom?
Beberapa ekonom menyebut bahwa deflasi kali ini bukan deflasi sehat. Artinya, penurunan harga bukan karena efisiensi produksi, tapi karena lemahnya permintaan.
Ekonom dari INDEF, misalnya, menganggap ini sinyal bahwa masyarakat masih khawatir dengan kondisi ekonomi dan belum percaya diri untuk konsumsi.
Apakah Pemerintah Telah Bertindak?
Pemerintah tidak tinggal diam. Sejumlah langkah telah diambil seperti:
-
Insentif belanja masyarakat melalui bansos
-
Pemangkasan pajak untuk sektor terdampak
-
Program stimulus fiskal
Namun, semua itu perlu waktu untuk benar-benar terasa di lapangan.