Adakah orang yang tidak pernah mengalami stres. Hanya bila kamu gagal mengatasi tekanan yang menimpa diri kamu, baik yang datang dari dalam maupun luar diri kamu, stres akan muncul. Meskipun sudah dicoba untuk menghindarinya, stres tetap saja bisa terjadi dan hal ini normal dalam kehidupan kita.
Namun meskipun setiap orang pernah stres, ada satu yang membedakannya, yakni bagaimana ‘menyelesaikan’ stres tersebut atau bagaimana mengelola stres jika stres tak terselesaikan.
Apakah kamu akan larut dan tenggelam dalam stres, sehingga makin jauh terombang-ambingkan oleh stres dan makin tak tahu jalan keluar? Ataukah kamu akan mengendalikan stres dan menjadikannya modal untuk meraih peningkatan kualitas hidup di masa mendatang?
Pada dasarnya, stres itu netral
Akan menjadi beban atau tidak, akan bersifat positif atau negatif, tergantung pada persepsi kamu terhadap pengalaman yang kamu rasakan. Stres dikatakan positif jika kejadian yang memicu stres tersebut dapat meningkatkan motivasi dan penampilan, membuat kita bekerja lebih keras dan lebih produktif untuk memenuhi komitmen.
Stres positif, yang dikenal dengan istilah eustres, membuat kita merasa memiliki kendali terhadap situasi dan memiliki pilihan-pilihan.
Stres negatif alias distres – yang ini biasa disebut ‘stres’ saja – tercipta dari emosi negatif, kejadian yang tidak terkendalikan, atau gangguan lingkungan yang tak mampu kita atasi. Kamu mengalami stres jika kamu merasa situasi berada di luar kendali kamu dan tidak ada pilihan lain.
Stres dapat melemahkan kesehatan emosi dan merenggangkan hubungan kamu dengan pihak lain. Bertolak belakang dengan orang yang memandang stres secara positif, stres negatif membuat orang buta situasi, gelap mata, putus asa, dan merasa tidak memiliki pilihan.
Hal paling penting adalah bagaimana menanggapi sumber stres dan menyelesaikannya dengan caranya masing-masing. Jadi, jika menghindar dari stres adalah hal yang sulit dielakkan, mengapa tidak ‘mencumbu’ stres yang menghampiri kita dan mengubahnya menjadi eustres alias stres positif?
Diawali dengan persepsi
Persepsi atau pandangan adalah penentu dalam memutuskan suatu kondisi merupakan tantangan atau tekanan. Untuk mengubah persepsi terhadap kondisi atau peristiwa tertentu, maka yang pertama harus diubah adalah emosi, motivasi, dan harapan. Jika emosi terlalu dominan sehingga membelenggu, maka lakukan hal berikut:
Daftar Isi
‘Lari’-lah sejenak
Menghindar dari masalah bukan jawaban tepat untuk mengatasi stres. Tapi mengalihkan pikiran dari masalah yang tidak tertangani lagi dan mengekspresikannya dalam bentuk kreatif dapat mengaktifkan otak kanan, sehingga membantu terbentuknya solusi.
Hasil penelitian Herbert Benson, M.D. dan William Proctor, yang dituangkan dalam bukunya The Breakout Principle (lihat Creative Healing, Lepas Dari Belitan Masalah Secara Kreatif, Nirmala 12/V/ Desember 2003) dapat dijadikan masukan untuk melakukan ‘pelarian’ kamu. Di dalam bukunya tersebut, Benson dan Proctor menganjurkan sejumlah kegiatan pengalih perhatian ketika kita sedang dilanda stres. Beberapa di antaranya:
- Musik yang kita dengarkan, mainkan, atau nyanyikan membuat kita santai. Pilihlah musik yang bernada riang dan jika memungkinkan, pilihlah jenis instrumentalia. Biarkan tubuh kamu mengikuti beat dan rasakan kegembiraan yang menyelimuti kamu.
- Ucapan atau gerakan berulang, Pernah melihat anak autis yang selama berjam-jam memutar-mutar roda mainannya? Gerakan yang tampak aneh itu sebenarnya merupakan mekanisme untuk menurunkan ketegangan, tidak saja bagi penyandang autis tapi juga bagi manusia lainnya. Contoh ucapan atau gerakan berulang adalah mengucapkan sebutan kebesaran bagi Tuhan, menarik dan membuang napas secara sadar, merajut, menyulam, jalan kaki (jogging), bermain drum.
- Olahraga Jalan kaki, senam, taichi, waitankung, atau yoga dapat membantu mengubah suasana hati kamu.
- Menikmati alam Misalnya memancing, menikmati pemandangan di gunung, atau sekadar jalan kaki keliling kampung.
- Terlibat dengan seni Seperti melukis, bermain drama, menulis, atau membaca puisi.
- Melakukan berbagai pekerjaan rumah Selama tidak berlebihan, pekerjaan rumahtangga dapat dijadikan pengalih pikiran. Rumah yang rapi dan indah juga membantu kita untuk bisa berpikir tenang, ‘kan? Misalnya menyapu dan mengepel lantai, mengganti pot atau merawat tanaman, memotong rumput.
- Bermain dengan hewan piaraan Kucing, anjing, burung, kura-kura, kelinci, dan memandangi ikan-ikan di akuarium berseliweran bisa aktif atau lebih aktif membantu pengurus RT/RW, menengok lansia sambil membawakan masakan, membantu acara penimbangan balita di RT/RW, mengkoordinasikan tetangga untuk bersama-sama memasak nasi bungkus dan membagikannya pada tukang becak di ujung gang.
- Melakukan kegiatan spiritual Misalnya berdoa, memandangi anak-anak dan pasangan kita ketika mereka tidur pulas dan mensyukuri keberadaan mereka bersama kita, merenung di alam terbuka sambil meresapi alam ciptaan-Nya.
Buat stress diary
Stres membuat kita sulit untuk berpikir realistis. Karena itu, stress diary alias buku harian stres dapat dijadikan rujukan bagi kamu apa yang sebenarnya terjadi, dan apa motivasi serta harapan kamu yang sesungguhnya.
Mulailah dengan menuliskan tanda-tanda stres kamu secara berurutan dari yang berat sampai yang paling ringan. Kemudian catatlah seluruh kemungkinan penyebab stres tersebut, lalu kelompokkan berdasarkan kategori seperti keluarga, pekerjaan, keuangan, dan sebagainya. Buat juga kemungkinan solusi setiap penyebab stres tersebut.
Kemudian pantau perkembangan stres kamu dengan melakukan solusi-solusi yang telah kamu tetapkan. Jika hasil solusi tidak menggembirakan, cobalah dengan cara lain. Mintalah bantuan pasangan atau sahabat kamu; jika perlu mintalah bantuan pada ahlinya.
Jika masalah kamu pada pengaturan keuangan, mintalah nasihat dari ahli perencana keuangan. Jika masalah kamu berkaitan ketidakmampuan kamu mengendalikan kemarahan, carilah seorang ahli yang dapat mengajarkan kamu untuk mengatur kemarahan (anger management).
Jagalah kesehatan
Kondisi tubuh bugar akan mempengaruhi suasana hati dan emosi, yang selanjutnya berpengaruh terhadap persepsi. Untuk itu, pastikan kamu sudah tidur cukup. Tidur adalah obat mujarab untuk menenangkan diri, paling tidak untuk sementara.
Saat stres, kebutuhan tidur kita akan lebih banyak dibanding biasa, tapi waspadalah agar tidak terlalu banyak tidur. Terlalu banyak tidur justru membuat kamu seperti orang kurang tidur.
Memeriksakan kesehatan jika merasa tidak sehat, olah raga, dan mengatur pola makan adalah kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan jika kamu ingin mengendalikan stres.
Makanlah makanan yang banyak mengandung zat besi, vitamin B kompleks, dan vitamin C. Kurangi gula dan garam. Jauhi makanan berlemak dan mengandung kolesterol tinggi.
Pertahankan stres positif
Emosi yang terkendali, serta motivasi dan harapan yang realistis, adalah kunci terbentuknya persepsi positif. Sekarang tinggal mempertahankan agar persepsi tetap positif, yaitu dengan menetapkan prioritas, manajemen stres, dan meningkatkan kemampuan kamu mempertahankan diri terhadap pemicu stres.
Kedengarannya mudah ya? Tapi cukup masuk akal kok. Jika orang lain bisa mengubah stres menjadi sumber keberhasilan, mengapa kita tidak mencobanya.
Sumber: sehatalami.co