Pernahkah Anda bertanya-tanya kenapa anak muda zaman sekarang, khususnya Gen Z, sering kali terlihat tidak bahagia? Di balik senyum di media sosial dan konten yang “happy”, ternyata banyak yang merasa kosong di dalam. Sebuah studi terbaru mengungkap alasan mengejutkan di balik perasaan tidak bahagia yang melanda generasi ini.
Siapa Itu Gen Z?
Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Mereka tumbuh besar di era digital, di mana internet, media sosial, dan teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Mereka juga dikenal sebagai generasi yang lebih terbuka terhadap isu mental health, tapi sayangnya, juga lebih rentan terhadap stres dan tekanan.
Fakta dari Studi Terbaru
Berdasarkan studi yang dimuat di Detik.com, ditemukan bahwa banyak Gen Z yang merasa tidak bahagia meskipun hidup di zaman serba mudah. Berikut beberapa temuan kuncinya:
60% Gen Z merasa cemas akan masa depan.
Lebih dari 50% menyatakan sering merasa lelah secara mental.
Sebagian besar mengaku kesulitan membangun koneksi emosional.
Ini menunjukkan bahwa ada hal-hal mendasar yang perlu kita pahami lebih dalam.
Tekanan Sosial Media dan Perbandingan Sosial
Media sosial adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, Gen Z bisa mengekspresikan diri dan terhubung dengan banyak orang. Namun di sisi lain, mereka juga terus-menerus membandingkan hidupnya dengan orang lain. Ini yang memicu:
Rasa rendah diri
Kecemasan karena FOMO (Fear of Missing Out)
Kebutuhan untuk selalu tampil sempurna
Bayangkan hidup seperti lomba yang tak pernah usai — itulah media sosial bagi sebagian Gen Z.
Krisis Identitas dan Tujuan Hidup {#krisis-identitas}
Di usia muda, seharusnya seseorang sedang membentuk jati diri. Tapi Gen Z malah dihadapkan dengan tuntutan untuk “sukses sejak dini”. Akibatnya:
Mereka bingung menentukan arah hidup
Cenderung merasa tersesat atau tidak punya tujuan
Merasa eksistensinya bergantung pada validasi dari luar