Makam Keramat Mbah Kuning Taman Mini: Mengungkap Mitos dan Sejarahnya

Posted on

Makam Keramat Mbah Kuning di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik bagi pengunjung yang ingin mengenal sejarah. Terletak di anjungan Jawa Timur, makam keramat ini mengalirkan sejumlah mitos dan cerita rakyat yang menarik untuk diungkap.

Siapakah Mbah Kuning?

Makam Keramat Mbah Kuning sebenarnya sudah ada di lokasi jauh sebelum TMII dibangun. Mbah Kuning adalah tokoh masyarakat yang kharismatik di daerah Jakarta Timur, tepatnya di daerah Cipayung dan sekitarnya. Beliau juga merupakan seorang Waliullah yang arif dan berwibawa dalam menyebarkan agama Islam.

Menurut Slamet Widodo, Kepala Anjungan Jawa Timur di TMII, Mbah Kuning merupakan sosok orang yang baik, berhati mulia, dan juga penyebar agama Islam, khususnya di daerah Jakarta Timur. Sehingga, tidak heran jika beliau dihormati oleh masyarakat sekitar dan pengunjung yang datang ke Makam Keramat Mbah Kuning.

Mitos Pohon Tua dan Makam Keramat

[the_ad id=”6459″]

Saat pembangunan TMII dilakukan pada tahun 1972 lalu, Makam Keramat Mbah Kuning sebenarnya sempat akan direlokasi. Namun, sejumlah kejadian aneh mengiringi proses pemindahan makam keramat tersebut.

Konon, sejumlah pekerja sempat mengalami kesurupan dan juga pingsan, saat menebang dan akan memindahkan pohon tua yang memayungi makam tersebut. Pohon tersebut kabarnya berkali-kali kembali tumbuh saat ditebang. Selain itu, alat-alat berat yang digunakan untuk memindahkan pohon serta makam keramat yang ada dibawahnya tiba-tiba juga selalu terbalik dan rusak. Penolakan tersebut akhirnya membuat pohon dan makam keramat Mbah Kuning akhirnya dibiarkan berada di lokasi semula hingga sekarang.

Menurut Cak Narno, Pemandu Anjungan Jawa Timur, sebagian orang mempercayai pohon tua tersebut tidak bisa diusik, lantaran berada tepat di kepala Mbah Kuning. Pohon tersebut mitosnya merupakan payung Mbah Kuning dalam istirahat panjangnya di lokasi.

Mitos Aroma Wewangian Makam Keramat

[the_ad id=”6459″]

Selain mitos pohon tua sebagai payung Mbah Kuning, mitos lainnya yang juga mengiringi keberadaan Makam Keramat Mbah Kuning adalah aroma wewangian yang kabarnya sering keluar dari makam tersebut pada waktu-waktu tertentu. Bagi orang-orang yang memiliki kepekaan lebih dalam hal gaib, mereka dapat mencium aroma wewangian tersebut. Namun, tidak semua orang dapat mencium aroma tersebut.

Dari kepercayaan dan mitos yang mengiringi keberadaan Makam Keramat Mbah Kuning, kini lokasi tersebut menjadi salah satu destinasi spiritual yang cukup populer di kawasan Taman Mini Indonesia Indah.

Setiap harinya, pengunjung yang datang ke sana tak hanya ingin berwisata dan menikmati keindahan Taman Mini, tetapi juga ingin mengunjungi makam keramat tersebut untuk berdoa dan memohon berbagai kebutuhan mereka.

Tak hanya itu, di sekitar lokasi makam keramat, terdapat juga sejumlah penjual yang menjajakan barang dagangannya, seperti minyak wangi, air zam-zam, dan aneka macam benda bertuah lainnya yang diyakini memiliki kekuatan gaib dan membantu mengabulkan berbagai permohonan.

Tentu saja, keberadaan Makam Keramat Mbah Kuning ini tidak hanya menjadi destinasi wisata spiritual, tetapi juga menjadi sejarah dan budaya Jakarta Timur yang harus dijaga dan dilestarikan.

Selain itu, kepercayaan dan mitos yang berkembang di masyarakat juga harus dihargai dan dihormati, sehingga bisa terjaga dan dilestarikan keberadaannya untuk generasi selanjutnya.

[the_ad id=”6459″]

Terlepas dari segala mitos dan kepercayaan, keberadaan Makam Keramat Mbah Kuning di Taman Mini Indonesia Indah telah memberikan nilai tambah bagi destinasi wisata tersebut.

Dengan kehadirannya, pengunjung yang datang ke sana tidak hanya dapat menikmati keindahan dan keragaman budaya Indonesia, tetapi juga dapat merasakan nilai spiritual dan historis yang terkandung di dalamnya. Semoga, keberadaan Makam Keramat Mbah Kuning ini selalu dijaga dan terus menjadi berkah bagi siapa saja yang datang ke sana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *