5. Tentukan Platform yang Tepat
Tidak semua platform cocok untuk semua produk.
-
Produk kecantikan: Instagram & TikTok dengan konten foto/video singkat.
-
Produk herbal untuk usia 50+: Media cetak atau televisi lokal lebih relevan.
Ingat, platform yang tepat menentukan keberhasilan kampanye.
6. Sertakan Call to Action (CTA)
CTA adalah pendorong utama penjualan. Tanpa CTA, iklan hanya jadi tontonan.
Contoh kalimat CTA:
-
“Pesan Sekarang Sebelum Kehabisan!”
-
“Promo Terbatas Hanya Hari Ini!”
-
“Klik Link Ini untuk Diskon 50%!”
CTA harus singkat, jelas, dan menonjol.
7. Jangan Lupa Informasi Produk
Informasi inti harus tetap ada. Pastikan audiens tahu:
-
Nama produk
-
Manfaat utama
-
Cara penggunaan
-
Harga atau promo
Namun, sampaikan dengan ringan, bukan membombardir audiens dengan teks panjang.
8. Bangun Koneksi Emosional
Orang lebih mudah membeli karena emosi, bukan logika. Sentuh sisi emosional dengan menampilkan:
-
Cerita personal
-
Kebahagiaan setelah menggunakan produk
-
Kepedulian pada lingkungan atau sosial
9. Gunakan Data dan Fakta
Data membuat iklan lebih kredibel. Misalnya:
-
“9 dari 10 dokter merekomendasikan produk ini.”
-
“Sudah dipakai lebih dari 1 juta pengguna di Indonesia.”
10. Tes dan Evaluasi
Iklan bukan karya sekali jadi. Lakukan A/B Testing untuk mengetahui mana yang lebih efektif. Misalnya:
-
Headline versi A vs versi B
-
Desain visual warna cerah vs warna gelap





