Di tepi sebuah danau yang tenang dan sunyi, tiga orang pertapa memutuskan untuk bermeditasi bersama. Keheningan alam menjadi saksi awal kisah yang tak terduga.
Pertapa pertama tiba-tiba berseru, “Aduh, aku lupa membawa alas duduk!” Tanpa banyak bicara, ia pun berpamitan, melangkahkan kaki ke atas permukaan air dan berjalan melintasi danau menuju pondoknya di seberang.
Tak lama setelah ia kembali dengan alas duduk di tangan, pertapa kedua berkata, “Wah, aku juga lupa bawa tasbih. Aku ambil dulu, ya.” Ia pun berjalan dengan ringan di atas air danau, menyusul arah yang sama dengan temannya tadi.
Melihat hal itu, pertapa ketiga merasa tertantang. Ia curiga bahwa kedua rekannya hanya ingin pamer kemampuan spiritual di hadapannya.
Dengan percaya diri, ia berkata, “Aku juga bisa seperti kalian. Lihat saja!” Lantas ia melangkahkan kaki ke atas air… namun langsung tercebur dan tenggelam. Tak menyerah, ia berenang kembali ke tepi dan mencoba lagi. Tapi hasilnya tetap sama—ia terus tenggelam.
Ia mencoba berulang kali, penuh semangat dan keras kepala, sampai akhirnya pertapa kedua berbisik pada pertapa pertama, “Bagaimana kalau kita kasih tahu dia di mana letak batu-batu pijakannya?”