Ulasan Kinerja Gen Z: Sistem Lama Bikin Stres?

Ulasan-Kinerja-Gen-Z

Kita semua tahu bahwa ulasan kinerja adalah bagian rutin dari dunia kerja. Tapi tahukah kamu kalau generasi terbaru di dunia kerja, yakni Gen Z, justru merasa ulasan ini membuat mereka bekerja lebih buruk?

Menurut artikel dari New York Post, para ahli menyebut bahwa sistem ulasan kinerja tradisional membuat Gen Z merasa cemas, tidak termotivasi, dan bahkan bisa menurunkan performa mereka.

Siapa Itu Generasi Z?

Generasi Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga awal 2010-an. Mereka tumbuh bersama teknologi, terbiasa dengan informasi cepat, dan sangat peduli pada kesehatan mental serta work-life balance.

Ciri khas mereka antara lain:

  • Sangat digital savvy

  • Ingin pekerjaan bermakna

  • Tidak suka sistem hierarki kaku

  • Lebih suka umpan balik cepat

Apa Itu Ulasan Kinerja?

Ulasan kinerja (performance review) adalah proses formal di mana atasan menilai pekerjaan karyawan selama periode tertentu. Biasanya dilakukan tiap 3 bulan atau setahun sekali.

Ulasan ini biasanya mencakup:

  • Penilaian atas pencapaian target

  • Evaluasi kompetensi

  • Masukan tentang sikap dan kolaborasi

  • Rencana pengembangan ke depan

Kedengarannya wajar, bukan? Tapi kenyataannya tidak sesederhana itu, terutama bagi Gen Z.

Mengapa Ulasan Kinerja Dianggap Bermasalah oleh Gen Z?

Ada beberapa alasan kenapa ulasan kinerja dianggap “ketinggalan zaman” dan tidak efektif bagi pekerja Gen Z:

  • Terlalu formal dan menegangkan

  • Jarang dan tidak relevan secara real-time

  • Minim aspek personal atau empatik

  • Cenderung bersifat top-down, bukan kolaboratif

Bayangkan kamu sedang berlari, lalu tiba-tiba disuruh berhenti hanya untuk dihakimi tentang caramu berlari 6 bulan lalu. Tidak nyaman, kan?

Pandangan Ahli: Kritik Terhadap Sistem Lama

Menurut Elizabeth Pearson, pelatih kepemimpinan dan ahli pengembangan diri, ulasan kinerja yang tradisional tidak sesuai lagi dengan nilai dan ekspektasi Gen Z. Mereka menginginkan pendekatan yang lebih manusiawi, lebih kolaboratif, dan tidak memojokkan.

Dia menyebut bahwa:

“Ulasan kinerja justru membuat mereka kehilangan motivasi. Alih-alih memperbaiki performa, mereka jadi merasa diserang.”

Stres dan Kesehatan Mental: Kombinasi Berbahaya

Generasi Z dikenal sebagai generasi yang sangat sadar akan pentingnya kesehatan mental. Nah, ulasan kinerja yang penuh tekanan justru menjadi pemicu kecemasan bagi mereka.

Tekanan seperti:

  • Ketakutan dihakimi

  • Perasaan tidak cukup baik

  • Trauma karena pengalaman evaluasi buruk

Semua itu bisa menyebabkan burnout atau bahkan mendorong mereka untuk resign.

Perbedaan Gaya Komunikasi Antar Generasi

Kita juga perlu memahami bahwa Gen Z tidak suka basa-basi. Mereka lebih suka komunikasi langsung, jujur, tapi tetap empatik.

Sedangkan ulasan kinerja lama cenderung:

  • Bersifat satu arah

  • Menggunakan bahasa formal dan kaku

  • Menunggu waktu tertentu untuk memberikan masukan

Hasilnya? Gen Z merasa tidak didengar atau tidak dihargai.

Manajemen Harus Berubah: Inovasi atau Tertinggal

Organisasi yang tetap menggunakan sistem evaluasi lama akan kesulitan mempertahankan talenta muda. Dunia kerja berubah cepat, dan sistem penilaian harus ikut menyesuaikan.

Beberapa perusahaan besar seperti Google, Netflix, dan Adobe bahkan telah meninggalkan sistem ulasan tahunan.

Solusi: Cara Baru Menilai Kinerja

Inilah saatnya berinovasi. Berikut beberapa pendekatan baru yang bisa diterapkan:

  1. Feedback kontinu

  2. Sesi coaching personal

  3. Evaluasi berbasis tim

  4. Refleksi diri terstruktur

  5. Check-in bulanan informal

Dengan sistem ini, pekerja Gen Z bisa berkembang lebih baik tanpa merasa diawasi terus-menerus.

Manfaat Evaluasi Kolaboratif

Evaluasi yang bersifat kolaboratif:

  • Meningkatkan rasa memiliki

  • Mendorong komunikasi dua arah

  • Menciptakan kepercayaan

  • Menumbuhkan budaya belajar

Bukankah lebih baik jika kita berkembang bersama, bukan merasa dihakimi?

Feedback Real-Time: Favorit Gen Z

Gen Z terbiasa dengan kecepatan. Mereka ingin tahu apakah mereka melakukan sesuatu dengan baik atau tidak saat itu juga.

Jadi, kenapa tidak menggunakan:

  • Aplikasi internal untuk masukan cepat

  • Slack feedback bot

  • One-on-one meeting mingguan

Lebih efisien dan relevan, bukan?

Teknologi dan AI: Pendukung Ulasan Modern

Teknologi seperti AI bisa membantu menyederhanakan proses evaluasi:

  • Analisis data produktivitas

  • Rekomendasi pengembangan personal

  • Visualisasi performa harian/mingguan

Bayangkan punya dashboard pribadi seperti “Spotify Wrapped”, tapi versi kerja kamu. Menarik, kan?

Kisah Nyata: Gen Z dan Ulasan Kinerja

Salah satu contoh datang dari Clara, 24 tahun, karyawan startup. Ia merasa stres berat setelah sesi ulasan kinerja yang tidak menyenangkan.

“Aku merasa dihakimi, padahal aku butuh arahan, bukan dimarahi,” katanya.

Setelah perusahaannya mengubah pendekatan ke feedback mingguan, Clara justru semakin produktif dan lebih percaya diri.

Apa yang Bisa Dipelajari Generasi Lain?

Bukan hanya Gen Z yang bisa diuntungkan dari perubahan ini. Generasi Milenial, X, bahkan Baby Boomers pun bisa mendapat manfaat dari sistem yang lebih empatik dan kolaboratif.

Karena pada akhirnya, siapa sih yang senang dinilai tanpa konteks dan dukungan?

Kesimpulan: Saatnya Beradaptasi

Ulasan kinerja bukanlah musuh. Tapi cara kita melakukannya perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter generasi saat ini. Gen Z bukan generasi manja, mereka hanya berbeda cara pandangnya.

Dengan pendekatan yang tepat:

  • Mereka bisa lebih produktif

  • Lingkungan kerja lebih sehat

  • Perusahaan pun bisa berkembang lebih cepat

Jadi, apakah perusahaan Anda siap beradaptasi?

FAQ

1. Apa penyebab Gen Z merasa tertekan dengan ulasan kinerja?
Karena ulasan bersifat formal, jarang, dan tidak sesuai dengan ekspektasi komunikasi mereka yang cepat dan terbuka.

2. Apa solusi terbaik untuk mengganti ulasan kinerja tradisional?
Feedback real-time, coaching rutin, dan evaluasi kolaboratif adalah alternatif yang lebih cocok untuk Gen Z.

3. Apakah semua generasi akan cocok dengan pendekatan baru ini?
Ya, meskipun dirancang untuk Gen Z, semua generasi bisa merasakan manfaatnya.

4. Apa peran teknologi dalam evaluasi kinerja modern?
Teknologi seperti AI dapat mempermudah pelacakan performa dan memberikan insight personal secara otomatis.

5. Bagaimana perusahaan bisa mulai beradaptasi?
Mulailah dengan pelatihan manajer, memperkenalkan sistem feedback cepat, dan mengevaluasi ulang nilai budaya kerja.