Kita hidup di sebuah negara yang kaya akan tradisi, kebudayaan, dan tentu saja perjuangan. Salah satu bentuk penghargaan terhadap bagian penting dari sejarah kita adalah melalui peringatan Hari Santri Nasional (HSN). Tapi, mungkin Anda bertanya: “Kenapa santri? Kenapa hari khusus untuk mereka?”
Karena di balik kata “santri” terkandung makna perjuangan, pengabdian, dan semangat membangun bangsa — tidak hanya untuk pesantren tapi untuk seluruh Indonesia. Perayaan HSN bukan sekadar seremoni rutin, melainkan momentum refleksi kita bersama untuk menghormati dan melanjutkan warisan tersebut. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri kapan, kenapa, bagaimana, dan apa saja rangkaian kegiatan HSN 2025 dengan sangat detail.
2. Kapan Hari Santri Nasional Diperingati?
-
Setiap tahunnya HSN diperingati tanggal 22 Oktober.
-
Untuk tahun 2025, hari tersebut jatuh pada Rabu, 22 Oktober 2025 (bertepatan dengan 30 Rabiul Akhir 1447 H).
-
Penetapan ini melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 yang ditetapkan oleh Presiden Joko Wahid Joko Widodo pada 15 Oktober 2015.
Dengan demikian, tanggal 22 Oktober menjadi hari nasional yang secara resmi menghargai peran santri dalam sejarah dan pembangunan bangsa.
3. Sejarah Singkat Hari Santri – Akar dan Konteks
3.1 Latar Historis: Resolusi Jihad dan Kemerdekaan
Pada awal kemerdekaan Indonesia, tepatnya setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, bangsa kita menghadapi tantangan besar: kembalinya pasukan kolonial Belanda dan tentara Sekutu yang ingin menguasai kembali Indonesia.
Dalam situasi genting tersebut, ulama dan santri turun tangan. Satu momen penting adalah ketika KH Hasyim Asy’ari melalui rapat besar para kiai di Surabaya menyerukan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945, yang berisi kewajiban umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan dan melawan penjajah.
Seruan ini kemudian mendorong santri dan rakyat di berbagai daerah untuk ikut berjuang hingga puncak pertempuran di Surabaya tanggal 10 November 1945.
3.2 Penetapan Resmi
Pada tahun 2015, melalui Keppres No. 22 Tahun 2015, pemerintah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Penetapan ini merupakan bentuk pengakuan terhadap peran santri dan ulama dalam merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
3.3 Kenapa “Santri”?
Kata “santri” sering identik dengan siswa pondok pesantren, namun maknanya lebih dalam: mereka adalah pewaris tradisi keilmuan Islam, pelopor dakwah, serta pelaku sosial yang memberi kontribusi bagi bangsa. Peringatan ini tidak hanya untuk pesantren, tetapi untuk seluruh masyarakat yang ingin meneladani semangat perjuangan tersebut.
4. Makna dan Nilai yang Terkandung
4.1 Makna Simbolis
-
Penghormatan terhadap ulama dan santri yang telah berjasa di masa kemerdekaan.
-
Refleksi atas peran santri dalam pembangunan bangsa saat ini — bukan hanya sejarah tapi aksi nyata.
-
Inspirasi untuk generasi muda agar meneladani semangat “belajar dan berjuang untuk bangsa”.
4.2 Nilai yang Diusung
-
Keimanan: Santri sebagai pilar keagamaan yang menjaga moral dan spiritualitas bangsa.
-
Keilmuan: Pesantren dan santri sebagai pusat pengembangan ilmu, budaya, dan peradaban.
-
Kebangsaan: Santri tidak hanya untuk agama tetapi juga bagian dari Indonesia: menjaga NKRI, bhinneka tunggal ika.
-
Pengabdian: Keteladanan dalam kerja sosial, dakwah, pendidikan, dan kemasyarakatan.
4.3 Implikasi untuk Kita Saat Ini
Kita tidak bisa hanya mengingat perjuangan masa lalu tanpa melanjutkan semangatnya. Santri masa kini dituntut untuk:
-
ikut aktif dalam pembangunan sosial-ekonomi dan lingkungan
-
menjadi agen perubahan yang menggabungkan tradisi dan inovasi
-
menjaga moderasi, toleransi, dan persatuan di tengah keragaman
5. Tema dan Logo HSN 2025