Bank Indonesia Menaikkan Suku Bunga

Mengapa Bank Indonesia Menaikkan Suku Bunga: Dampaknya pada Rupiah dan Ekonomi Global

Posted on

Bank Indonesia (BI) baru-baru ini mengambil langkah tegas dengan menaikkan suku bunga dalam upaya untuk menguatkan nilai rupiah. Keputusan ini tidak hanya memengaruhi pasar domestik, tetapi juga memberikan dampak global yang signifikan. Dalam artikel ini, kami akan membahas alasan di balik langkah tersebut dan bagaimana dampaknya pada perekonomian Indonesia serta perubahan global yang sangat cepat.

Mengapa Suku Bunga BI Dinaikkan?

Pertama-tama, BI memutuskan untuk meningkatkan suku bunga acuan tujuh hari (BI7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 6%. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat hanya 1 dari 31 ekonom yang disurvei Bloomberg yang memprediksi adanya kenaikan suku bunga. Ini adalah kenaikan suku bunga pertama sejak Januari, dan alasan di balik langkah ini adalah untuk mendukung mata uang rupiah.

Meningkatnya risiko dari konflik di Israel dan Palestina telah menjadi sumber kekhawatiran. Dalam sebulan terakhir, nilai rupiah turun sebesar 2,5%, yang meningkatkan kekhawatiran mengenai inflasi. Meskipun inflasi masih dalam kendali, ketidakpastian di pasar keuangan memerlukan respons kebijakan yang lebih kuat.

Dampak pada Inflasi dan Impor

Kenaikan suku bunga juga bertujuan untuk memitigasi dampaknya terhadap barang impor. Hal ini bertujuan untuk menjaga inflasi tetap terkendali, dengan target di kisaran 3 plus minus 1% pada tahun 2023 dan 2,5 plus minus 1% pada tahun 2024. Bank Sentral juga memprakirakan bahwa tekanan arus modal keluar akan terus berlanjut di kuartal keempat.

Saat ini, cadangan devisa Indonesia berada pada level terendah dalam sepuluh bulan sejak September. Bahkan sebelum pelemahan rupiah bulan ini, minat pada Sekuritas Rupiah Bank Indonesia dan Devisa Hasil Ekspor juga menurun, mengurangi arus masuk dolar ke ekonomi terbesar di Asia Tenggara, yaitu Indonesia.

Stabilitas Ekonomi Indonesia

Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat berkat konsumsi domestik yang solid. Ekonomi Indonesia diprakirakan akan tumbuh antara 4,5% hingga 5,3% tahun ini. Sementara itu, perkiraan untuk neraca transaksi berjalan berada pada rentang +0,4% hingga -0,4% dari PDB pada tahun 2023.

5 Dinamika Perubahan Global

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengidentifikasi 5 dinamika perubahan global yang berlangsung cepat, yaitu:

1. Perlambatan Ekonomi Global

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 sekitar 2,9% dan akan melambat menjadi 2,8% pada tahun 2024. Divergensi antara negara-negara semakin lebar, dengan Amerika Serikat (AS) yang masih kuat dan Tiongkok yang mengalami perlambatan. Stabilisasi Tiongkok diperkirakan akan terjadi sekitar tahun 2026.

2. Ketegangan Geopolitik di Timur Tengah

Peningkatan ketegangan geopolitik, terutama di Timur Tengah, telah menyebabkan kenaikan harga minyak dan pangan, yang dapat berdampak pada inflasi global.

3. Suku Bunga Tinggi di Negara Maju

Suku bunga di negara maju, termasuk AS, diperkirakan akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama (higher for longer). Bahkan, ada probabilitas sebesar 40% bahwa Fed Funds Rate akan naik pada Desember.

4. Perbedaan Suku Bunga Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Makin Pendek

Perbedaan suku bunga antara instrumen jangka pendek dan jangka panjang semakin mengecil, mencerminkan ketidakpastian di pasar keuangan global.

5. Aliran Modal Keluar dari Negara Berkembang

Terjadi aliran modal keluar dari negara-negara berkembang, termasukkan Indonesia. Banyak dana pindah ke negara maju, yang memperkuat dolar AS dan dapat memengaruhi stabilitas mata uang domestik.

Tindakan BI untuk Menghadapi Tantangan Global

Bank Indonesia mengambil langkah-langkah preventif, termasuk kenaikan suku bunga acuan, untuk menangani ekspektasi inflasi yang meningkat, terutama akibat risiko tinggi harga energi dan pangan global serta dampak dari kenaikan inflasi yang diimpor. Keputusan tersebut termasuk kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Selain itu, BI merilis instrumen operasi moneter dengan mengeluarkan surat utang dalam valas, baik konvensional maupun syariah, yakni Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI). Perry Warjiyo menyatakan bahwa BI akan terus memperkuat berbagai kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Salah satu langkahnya adalah dengan mengeluarkan sekuritas valas dan sukuk valas sebagai instrumen moneter pro-pasar untuk mendukung upaya menarik dana portofolio asing. BI juga akan terus berupaya untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valas dan optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebagai instrumen moneter yang pro-pasar.

Langkah BI dalam menaikkan suku bunga mencerminkan upayanya untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah tantangan global yang kompleks. Dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan kebijakan yang berfokus pada kestabilan mata uang, BI berharap dapat menghadapi perubahan cepat dalam ekonomi global.

 

FAQs (Pertanyaan Umum)

1. Apa dampak kenaikan suku bunga BI pada rupiah?

Kenaikan suku bunga BI bertujuan untuk menguatkan rupiah dan mengendalikan inflasi. Namun, juga dapat mempengaruhi pinjaman dan pertumbuhan ekonomi.

2. Mengapa nilai rupiah turun sebelum kenaikan suku bunga?

Nilai rupiah turun karena meningkatnya ketegangan geopolitik dan risiko dari konflik di Timur Tengah, yang memengaruhi sentimen pasar.

3. Apa yang dimaksud dengan “instrumen jangka pendek” dan “instrumen jangka panjang” dalam perbedaan suku bunga?

Instrumen jangka pendek mengacu pada surat utang dengan jatuh tempo singkat, sedangkan instrumen jangka panjang memiliki jatuh tempo yang lebih lama. Perbedaan suku bunga antara keduanya mencerminkan ekspektasi pasar terhadap masa depan.

4. Bagaimana BI berencana mengatasi aliran modal keluar dari negara berkembang?

BI mengambil langkah-langkah seperti kenaikan suku bunga dan penerbitan sekuritas valas untuk menarik dana portofolio asing kembali ke Indonesia.

5. Apa yang dapat kita harapkan dari stabilitas ekonomi Indonesia di masa depan?

BI berkomitmen untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia melalui berbagai kebijakan yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan stabilitas mata uang rupiah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *